Interaksisimbolik menuntut manusia agar memiliki kepekaan, mampu berpikir kritis, kreatif, serta aktif dalam memaknai dan menghayati simbol-simbol saat melakukan interaksi sosial. Teori interaksi simbolik mampu membedah bagaimana perilaku komunikasi dan interaksi antar manusia dalam konteks yang luas.
Interaksionismesimbolik pada intinya menjelaskan tentang metode individu yang dilihat bersama dengan orang lain, menciptakan sistem simbolik dan bagaimana cara dunia membentuk perilaku manusia. Pemaknaan individu terhadap lingkungannya berlangsung dalam proses kurun waktu yang panjang.
Simbolmerupakan suatu hubungan antara penanda dan petanda berdasarkan kesepakatan bersama. Misalnya saja bagi masyarakat Indonesia, bendera merah putih (penanda) memiliki makna yang bisa kita baca (petanda) yaitu berani dan suci, dimana warna merah berarti berani dan putih berarti suci.
Danindividu yang membentuk masyarakat tersebutlah yang menciptakan sebuah kreativitas untuk terjadinya komunikasi tersebut. Dengan cara menginstrumentasikan simbol-simbol yang telah tertata di dalam masyarakat. Memarginalkan kekacauan dan sebisanya menghindari konflik adalah tujuan krusial dari kerativitas simbolik.
Citarumadalah kedaulatan kita. Kita harus berdaulat pada SDA yang ada, memiliki kuasa untuk mengolahnya, dan punya tanggung jawab menjaganya. Menjaga dan memelihara Citarum untuk ditata menjadi harum, merupakan simbol keseimbangan hidup manusia dengan alam. Siapa saja yang merusak dan tidak mendukung keseimbangan itu, kita lawan.
Vay Tiį»n Trįŗ£ Góp 24 ThĆ”ng. Bagaimana Cara Manusia Memaknai Simbol ā Manusia telah menggunakan simbol sejak zaman prasejarah. Mereka berbagi simbol untuk mengekspresikan banyak hal, seperti kepercayaan, pandangan, nilai, dan hak istimewa. Apa yang mereka pahami tentang simbol berbeda-beda. Beberapa orang menganggap simbol sebagai lambang spiritual, sedangkan yang lain menggunakannya untuk menggambarkan realitas. Simbol dapat berupa gambar, kata, lambang, atau benda. Mereka dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kompleks secara visual. Orang menggunakan simbol untuk melukiskan kepercayaan, sejarah, tradisi, dan budaya mereka. Orang juga menggunakan simbol untuk menunjukkan kekuasaan, kekayaan, dan status sosial. Simbol dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda. Misalnya, simbol keluarga dapat melambangkan cinta, komitmen, dan kebersamaan bagi beberapa orang. Namun, bagi orang lain, simbol ini dapat mengingatkan mereka pada masa lalu yang tidak menyenangkan. Jadi, bagaimana cara manusia memaknai simbol? Untuk memahami simbol, pertama-tama kita harus memahami konteksnya. Simbol tidak bisa dipahami secara terpisah dari maknanya. Restorasi atau restrukturisasi simbol dapat membantu kita memahami simbol. Ini termasuk menentukan bagaimana simbol dipasangkan dengan budaya, sejarah, dan konteks sosial. Selain itu, manusia dapat memaknai simbol dengan cara yang berbeda. Mereka dapat menafsirkan simbol dari sudut pandang pribadi, sosial, dan historis. Penafsiran pribadi melibatkan pemahaman tentang makna simbol bagi individu. Penafsiran sosial mencakup pemahaman tentang bagaimana simbol dipahami di lingkungan sosial tertentu. Penafsiran historis melibatkan pemahaman tentang sejarah dan konteks simbol. Manusia juga dapat memaknai simbol dengan cara lain. Mereka dapat menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan yang lebih kompleks. Mereka dapat menggunakan simbol sebagai alat untuk mengekspresikan sikap dan pandangan pribadi. Mereka juga dapat menggunakan simbol untuk menggambarkan kekayaan budaya, sejarah, dan kepercayaan. Manusia telah menggunakan simbol selama berabad-abad. Mereka telah menggunakan simbol untuk mengekspresikan banyak hal. Cara manusia memaknai simbol telah berubah seiring waktu. Meskipun begitu, simbol tetap merupakan bagian penting dari budaya dan kehidupan manusia. Dengan cara yang benar, simbol dapat membantu orang memahami dunia di sekitar mereka. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Bagaimana Cara Manusia Memaknai 1. Manusia telah menggunakan simbol sejak zaman prasejarah untuk mengekspresikan banyak hal seperti kepercayaan, pandangan, nilai, dan hak 2. Simbol dapat berupa gambar, kata, lambang, atau benda yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kompleks secara 3. Simbol dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda dan dapat digunakan untuk menggambarkan kepercayaan, sejarah, tradisi, dan 4. Untuk memahami simbol, pertama-tama kita harus memahami 5. Manusia dapat memaknai simbol dengan cara yang berbeda, termasuk dengan menafsirkannya secara pribadi, sosial, dan 6. Manusia juga dapat menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan yang lebih kompleks dan mengekspresikan sikap dan pandangan 7. Simbol tetap merupakan bagian penting dari budaya dan kehidupan manusia. Penjelasan Lengkap Bagaimana Cara Manusia Memaknai Simbol 1. Manusia telah menggunakan simbol sejak zaman prasejarah untuk mengekspresikan banyak hal seperti kepercayaan, pandangan, nilai, dan hak istimewa. Manusia telah menggunakan simbol sejak zaman prasejarah untuk mengekspresikan banyak hal seperti kepercayaan, pandangan, nilai, dan hak istimewa. Simbol adalah bentuk luar dari makna yang dapat diterjemahkan oleh orang lain. Mereka dapat mengungkapkan banyak hal tentang identitas, nilai, dan makna dalam budaya tertentu. Simbol juga dapat menjadi penghubung antara kepercayaan spiritual dan praktik magis. Manusia telah menggunakan simbol sebagai cara untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka, dan untuk mengkomunikasikan makna kepada orang lain. Simbol dapat digunakan untuk menyampaikan makna yang berbeda untuk setiap orang. Simbol dapat diartikan berbeda antara orang-orang yang berbeda. Simbol dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Beberapa simbol digunakan untuk menyampaikan pesan dari satu kepada yang lain. Beberapa simbol digunakan untuk menyampaikan keyakinan atau kepercayaan spiritual. Beberapa simbol juga digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai tertentu dan makna tertentu. Simbol-simbol dapat ditemukan di seluruh dunia dan telah digunakan sejak zaman prasejarah. Beberapa simbol menggambarkan kekuatan spiritual, seperti simbol-simbol yang digunakan dalam budaya-budaya spiritual. Beberapa simbol juga menggambarkan nilai-nilai budaya, seperti simbol-simbol yang digunakan dalam budaya-budaya kebudayaan. Beberapa simbol juga dapat menggambarkan hak istimewa manusia, seperti simbol-simbol yang digunakan untuk menunjukkan hak-hak sipil. Simbol-simbol dapat memberikan makna yang berbeda bagi orang-orang yang berbeda. Beberapa simbol memiliki makna yang sama untuk semua orang, sementara yang lain dapat memiliki makna yang berbeda bagi orang-orang yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara orang lain memaknai simbol-simbol tertentu sebelum menggunakannya. Simbol-simbol juga dapat digunakan untuk mengungkapkan ide-ide dan gagasan abstrak. Beberapa simbol dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran manusia, seperti simbol-simbol yang digunakan dalam seni. Simbol-simbol juga dapat digunakan untuk menggambarkan konsep-konsep abstrak, seperti simbol-simbol yang digunakan dalam matematika dan sains. Untuk menggunakan simbol dengan benar, penting untuk memahami cara orang lain memaknai simbol-simbol tertentu. Juga penting untuk memahami makna simbol-simbol tertentu sebelum menggunakannya. Dengan memahami cara manusia memaknai simbol-simbol, kita dapat menggunakan simbol-simbol dengan benar dan menyampaikan makna yang tepat. 2. Simbol dapat berupa gambar, kata, lambang, atau benda yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kompleks secara visual. Manusia telah lama menggunakan simbol untuk menyampaikan ide, emosi, makna, dan nilai dalam komunikasi. Simbol adalah representasi arti dari suatu konsep, dan dapat berupa gambar, kata, lambang, atau benda yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kompleks secara visual. Simbol dapat digunakan untuk menyampaikan makna yang lebih dalam daripada yang bisa ditransmisikan dengan kata-kata. Simbol adalah representasi visual untuk ide dan konsep yang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Dengan menggunakan simbol, komunikasi semakin mudah dan lebih memudahkan untuk mencapai hal-hal yang tidak dapat dicapai dengan kata-kata saja. Simbol dapat menyampaikan makna yang lebih dalam dan kompleks daripada yang bisa dicapai dengan kata-kata saja. Simbol juga dapat menyampaikan emosi dan nilai. Dengan menggunakan simbol, manusia dapat mengkomunikasikan bagaimana mereka merasa dan apa yang mereka pikirkan tentang suatu hal dengan lebih efektif. Simbol juga dapat digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai tertentu seperti persaudaraan, toleransi, dan keadilan. Selain itu, simbol juga dapat digunakan untuk menyampaikan makna yang tidak dapat dicapai dengan kata-kata saja. Contohnya, simbol seperti tanda silang yang digunakan untuk menyatakan larangan, atau tanda centang yang digunakan untuk menyatakan persetujuan. Simbol juga dapat menyampaikan makna yang lebih kompleks daripada yang bisa dicapai dengan kata-kata saja. Contohnya, lambang kesetiaan, atau lambang cinta, yang masing-masing dapat menyampaikan makna yang berbeda tergantung pada konteksnya. Kesimpulannya, simbol dapat berupa gambar, kata, lambang, atau benda yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kompleks secara visual. Manusia telah lama menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan makna, nilai, dan emosi yang tidak dapat dicapai dengan kata-kata saja. Simbol dapat membantu manusia untuk berkomunikasi lebih efektif dan menyampaikan pesan yang lebih kompleks. 3. Simbol dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda dan dapat digunakan untuk menggambarkan kepercayaan, sejarah, tradisi, dan budaya. Simbol adalah suatu bentuk yang mengandung makna yang melekat pada suatu konsep atau kesadaran. Simbol biasanya berbentuk suatu gambar, objek, atau tanda yang menyampaikan pikiran atau gagasan tanpa harus menggunakan bahasa. Simbol-simbol universal bisa digunakan untuk menyampaikan makna secara luas, namun simbol dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda. Simbol dapat digunakan untuk menggambarkan kepercayaan, sejarah, tradisi, dan budaya. Kepercayaan adalah suatu persepsi tentang sesuatu yang diyakini oleh orang-orang tanpa melalui bukti ilmiah. Simbol-simbol yang menggambarkan kepercayaan suatu masyarakat dapat berupa benda-benda yang memiliki makna yang mendalam bagi orang-orang tersebut. Contohnya, kruzifix yang sering digunakan untuk menggambarkan kepercayaan Kristen. Kruzifix dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda, namun secara umum dapat diidentifikasi sebagai simbol dari kepercayaan Kristen. Sejarah dan tradisi juga dapat dinyatakan melalui simbol. Simbol-simbol ini sering digunakan untuk mengingat peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah, seperti bendera Amerika Serikat yang digunakan untuk mengingat Perang Saudara Amerika. Simbol-simbol sejarah juga dapat digunakan untuk menggambarkan tradisi-tradisi masyarakat tertentu. Contohnya, bendera Jepang yang menggambarkan tradisi Samurai. Budaya juga dapat dinyatakan melalui simbol. Budaya adalah sekumpulan nilai, tingkah laku, dan kepercayaan yang dimiliki oleh sebuah masyarakat. Simbol-simbol yang menggambarkan budaya suatu masyarakat dapat berupa benda-benda yang memiliki makna yang mendalam dan berarti bagi orang-orang tersebut. Contohnya, bendera Inggris yang menggambarkan budaya Inggris. Simbol-simbol budaya juga dapat digunakan untuk menggambarkan perayaan-perayaan tertentu, seperti bendera Inggris yang digunakan untuk merayakan Hari Raya Ulang Tahun Ratu. Kesimpulannya, simbol dapat digunakan untuk menggambarkan kepercayaan, sejarah, tradisi, dan budaya. Simbol-simbol ini dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda. Simbol-simbol tersebut sangat berguna dalam menyampaikan makna secara luas dan membantu dalam mengingat peristiwa-peristiwa penting dan budaya-budaya tertentu. 4. Untuk memahami simbol, pertama-tama kita harus memahami konteksnya. Manusia telah menggunakan simbol sejak zaman dahulu. Simbol adalah lambang yang berasal dari bahasa, visual atau bunyi yang bisa mewakili sesuatu yang lebih besar. Simbol ini bisa mewakili konsep abstrak yang tidak bisa dijelaskan secara verbal. Contohnya adalah lambang kesetiaan yang dikenal sebagai bintang, bulan, dan salib. Untuk memahami simbol, pertama-tama kita harus memahami konteksnya. Konteks adalah situasi yang menyertai simbol yang sedang dibicarakan. Konteks dapat membantu kita memahami makna dan asal simbol. Misalnya, salib dapat mewakili berbagai konsep, seperti sakralitas, kehormatan, dan kesetiaan. Namun, hanya dengan memahami konteks di mana salib digunakan, kita dapat memahami makna sebenarnya dari simbol. Konteks juga bisa membantu kita mengidentifikasi simbol yang mungkin tidak dikenal oleh orang lain. Contohnya, bintang terbalik adalah simbol satanisme, dan hanya dengan memahami konteksnya, kita dapat mengidentifikasi dan menghargai simbol ini. Hal ini berlaku untuk berbagai simbol, dari simbol religius hingga tanda yang digunakan pada kendaraan umum. Konteks juga bisa membantu kita memahami simbol yang berasal dari budaya lain. Simbol budaya dapat sangat kompleks dan beragam. Dengan memahami konteksnya, kita dapat memahami simbol ini dengan lebih baik. Misalnya, kita dapat memahami makna simbol pada tato tradisional Polynesia dengan memahami konteks budaya di mana simbol tersebut berasal. Konteks juga dapat membantu kita mengidentifikasi simbol yang telah mengalami perubahan. Misalnya, lambang bulan yang awalnya mewakili kekuatan dan kesetiaan, sekarang berarti cinta dan romansa. Dengan memahami konteks masing-masing, kita dapat memahami simbol dengan benar. Secara keseluruhan, memahami konteks adalah salah satu cara terbaik untuk memahami simbol. Dengan memahami konteks di mana simbol digunakan, kita dapat memahami makna dan asal simbol dengan lebih baik. Konteks juga dapat membantu kita mengidentifikasi dan memahami simbol budaya lain dan simbol yang telah berubah. 5. Manusia dapat memaknai simbol dengan cara yang berbeda, termasuk dengan menafsirkannya secara pribadi, sosial, dan historis. Manusia menggunakan simbol untuk mengungkapkan ide, perasaan, dan pengalaman. Simbol menyatakan arti atau makna yang melekat pada simbol, dan sangat penting untuk memahami cara manusia memaknai simbol. Simbol memainkan peran yang penting dalam segala aspek kehidupan manusia, termasuk budaya, agama, politik, dan sosial. Manusia dapat memaknai simbol dengan cara yang berbeda, termasuk dengan menafsirkannya secara pribadi, sosial, dan historis. Pertama, manusia dapat memaknai simbol secara pribadi. Mereka dapat menafsirkan simbol sesuai dengan pengalaman pribadi mereka. Simbol dapat memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang, karena setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda. Sebagai contoh, sebuah simbol yang mewakili kekuasaan atau kemakmuran bagi seseorang dapat diartikan sebagai simbol kemiskinan bagi orang lain. Kedua, manusia juga dapat memaknai simbol secara sosial. Mereka dapat memaknai simbol berdasarkan pengalaman sosial mereka. Misalnya, sebuah simbol mungkin memiliki arti yang berbeda bagi orang yang tumbuh dalam lingkungan yang berbeda. Mereka dapat menafsirkan simbol berdasarkan peran yang dimainkan oleh simbol dalam masyarakat, budaya, atau agama mereka. Ketiga, manusia juga dapat memaknai simbol secara historis. Mereka dapat memaknai simbol berdasarkan sejarah simbol, yang dapat menjelaskan bagaimana simbol tersebut berasal dan peran yang dimainkan oleh simbol selama berabad-abad. Seseorang dapat menafsirkan simbol berdasarkan persepsi masyarakat masa lalu tentang simbol tersebut. Keempat, manusia juga dapat memaknai simbol berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma yang dianut. Manusia dapat menafsirkan simbol berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma yang dianut dalam masyarakat mereka. Misalnya, sebuah simbol mungkin dianggap sebagai simbol keberuntungan bagi seseorang yang menganut agama tertentu, tetapi dianggap sebagai simbol negatif oleh orang lain yang tidak menganut agama tersebut. Kelima, manusia juga dapat memaknai simbol berdasarkan konteks. Manusia dapat menafsirkan simbol berdasarkan konteks budaya, sosial, atau politik. Mereka dapat menafsirkan simbol berdasarkan peran yang dimainkan oleh simbol dalam konteks tertentu. Sebagai contoh, sebuah simbol yang dianggap sebagai simbol kekuasaan di suatu tempat dapat dianggap sebagai simbol kemerosotan di tempat lain. Manusia dapat memaknai simbol dengan cara yang berbeda, termasuk dengan menafsirkannya secara pribadi, sosial, dan historis. Dengan menggunakan berbagai cara untuk menafsirkan simbol, manusia dapat memahami makna simbol dan menggunakannya untuk mengungkapkan ide dan pengalaman mereka. 6. Manusia juga dapat menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan yang lebih kompleks dan mengekspresikan sikap dan pandangan pribadi. Simbol adalah bentuk komunikasi universal yang dapat digunakan oleh manusia untuk menyampaikan makna yang lebih dalam. Simbol adalah suatu bentuk komunikasi visual yang mudah dipahami oleh kebanyakan orang. Banyak simbol yang telah mapan dalam budaya kita, dan sering digunakan untuk menyampaikan pesan secara efektif tanpa harus menggunakan kata-kata. Simbol dapat berupa ikon, lambang, tanda, gambar, dan lainnya. Manusia telah lama menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan secara efektif. Simbol dapat digunakan untuk menyampaikan makna yang lebih dalam daripada kata-kata, dan dapat menyampaikan pesan yang lebih kompleks. Contohnya, bendera merupakan simbol yang berfungsi sebagai simbol nasional untuk menyampaikan rasa patriotisme dan nasionalisme. Logo juga berfungsi sebagai simbol untuk merepresentasikan suatu merek atau organisasi. Selain itu, manusia juga dapat menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan yang lebih kompleks dan mengekspresikan sikap dan pandangan pribadi. Contohnya, orang dapat menggunakan simbol untuk mengekspresikan kemarahan, rasa malu, rasa takut, dan emosi lainnya. Misalnya, bintang merah dapat mengekspresikan rasa marah, dan bintang biru dapat mengekspresikan rasa cinta. Selain itu, manusia juga dapat menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan yang lebih kompleks, seperti pesan politik atau sosial. Contohnya, tanda swastika merupakan simbol yang menggambarkan ideologi Nazi. Simbol dapat juga digunakan untuk menyampaikan pesan yang lebih spiritual, seperti halnya simbol bintang lima yang digunakan untuk menyampaikan pesan spiritual. Manusia juga dapat menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan yang lebih kompleks dan mengekspresikan pandangan pribadi. Contohnya, orang dapat menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan tentang toleransi, hak asasi manusia, dan hak-hak minoritas. Manusia dapat juga menggunakan simbol untuk mengekspresikan pandangan pribadi tentang isu-isu politik, sosial, dan ekonomi. Dengan demikian, simbol merupakan suatu bentuk komunikasi yang dapat digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pesan yang lebih kompleks dan mengekspresikan sikap dan pandangan pribadi. Simbol dapat digunakan untuk menyampaikan pesan politik, sosial, spiritual, dan lainnya, serta mengekspresikan pandangan pribadi tentang isu-isu yang sedang terjadi. Dengan menggunakan simbol, manusia dapat menyampaikan pesan dengan lebih efektif dan lebih mudah dipahami. 7. Simbol tetap merupakan bagian penting dari budaya dan kehidupan manusia. Simbol telah lama menjadi bagian penting dari budaya dan kehidupan manusia. Sejak zaman dahulu, simbol telah digunakan untuk menyampaikan makna yang berbeda dari yang terlihat. Simbol membantu manusia merangkum makna yang kompleks dan membuatnya mudah diingat dan diteruskan ke generasi berikutnya. Manusia menggunakan simbol untuk mengungkapkan gagasan dan ide-ide yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Simbol menyatukan semua orang dalam suatu masyarakat, karena semua orang memiliki makna yang sama untuk simbol yang sama. Simbol bisa menjadi contoh komunikasi universal yang menyatukan semua orang dalam komunitas. Simbol juga membantu manusia memahami dunia di sekitarnya. Simbol memudahkan manusia untuk mengidentifikasi dan memahami konsep abstrak seperti keagamaan, politik, dan kultur. Simbol dapat membantu manusia dalam memahami makna yang lebih luas tentang dunia di sekitarnya. Simbol juga membantu manusia mengungkapkan perasaan dan emosi. Simbol membantu manusia mengekspresikan pemikiran dan perasaan mereka dengan lebih jelas. Simbol juga membantu manusia mengungkapkan perasaan dan emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Simbol juga dapat membantu manusia menyampaikan informasi yang rumit dalam bentuk yang mudah dipahami. Simbol membantu manusia memahami informasi yang kompleks dan membuat informasi lebih mudah diterapkan. Simbol juga membantu manusia membangun dan mempertahankan identitas dan budaya. Simbol menunjukkan identitas dan budaya yang unik untuk setiap kelompok dan menyatukan mereka. Simbol membantu manusia mengingat dan menghargai budaya mereka sendiri dan orang lain. Akhirnya, simbol tetap merupakan bagian penting dari budaya dan kehidupan manusia. Simbol membantu manusia merangkum makna yang kompleks dan memudahkan mereka memahami dan mengekspresikan pemikiran dan perasaan mereka. Simbol juga membantu manusia membangun dan mempertahankan identitas dan budaya mereka. Dengan simbol, manusia dapat menyampaikan informasi dan gagasan yang rumit dengan lebih mudah dan menyatukan semua orang dalam suatu masyarakat.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Interaksi simbolik merupakan teori yang tidak asing dalam ilmu sosial dan komunikasi. Teori ini digunakan untuk menganalisis gejala-gejala yang ada di masyarakat. Teori ini memandang hakikat manusia sebagai makhluk yang relasional dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Interaksi simbolik menuntut manusia agar memiliki kepekaan, mampu berpikir kritis, kreatif, serta aktif dalam memaknai dan menghayati simbol-simbol saat melakukan interaksi sosial. Teori interaksi simbolik mampu membedah bagaimana perilaku komunikasi dan interaksi antar manusia dalam konteks yang luas. Dalam perkembangannya, teori ini sempat mendapat kritikan keras, seperti konsepnya yang terlalu abstrak, batasan-batasan yang digunakan kurang jelas, serta kurang dapat memaknai apa yang menjadi fokus kajian. Hingga akhirnya, angin segar datang dan membuat para peneliti mengerti pentingnya mempelajari teori interaksi simbolik. Mereka percaya bahwa simbol yang dapat dipahami dengan baik akan memiliki penafsiran yang baik pula, dan sebaliknya. Selain itu, perkembangan manusia dan lingkungan juga turut membutuhkan kemampuan memahami simbol-simbol dengan baik dan benar. Dengan kata lain, pemahaman seseorang terkait teori ini akan mengurangi terjadinya kerancuan interpretasi. Buku berjudul Interaksi Simbolik Teori dan Penerapannya dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi ini memiliki lima bab pembahasan. Bab pertama membahas akar sejarah teori interaksi simbolik. Pada bab ini diuraikan sejarah lengkap teori interaksi simbolik, mulai dari kemunculan gagasan interaksi simbolik oleh George Herbert Mead, kelahiran teori interaksi simbolik, serta kemunculan mazhab interaksi simbolik pada awal perkembangannya, yakni mazhab Chicago dan Lowa. Selanjutnya, bab dua membahas tokoh dan perkembangan interaksi simbolik. Pada bab dua ditekankan lebih lanjut mengenai perbedaan pandangan para tokoh terkait interaksi simbolik melalui diskursus diri dan identitas. Pertama, Mead dengan gagasannya the Self. Menurut Mead, inti dari teori interaksi simbolik adalah diri/ self. Mead menganggap bahwa konsep diri merupakan suatu proses interaksi antara individu dengan orang lain dalam konteks sosial. Lebih jauh, Mead menganggap bahwa konsep diri dapat bersifat subjek sekaligus objek. Selanjutnya, Charles H. Cooley dengan konsep pemikirannya the Glass Self. Cooley mengartikan "diri" sebagai akar dari segala sesuatu yang dibicarakan. Cooley juga mengemukakan pendapatnya terkait konsep diri yang kemudian menjadi salah satu teorinya yang terkenal, yakni the Looking-Glass Self. Ia berargumen bahwa konsep diri seorang individu ditentukan oleh apa yang dipikirkan orang lain terhadap individu tersebut. Dengan kata lain, seorang individu memerlukan penafsiran orang lain terkait "bagaimana" dirinya. Buku ini menguraikan pula pandangan William James, salah satu pelopor studi psikologi. James mengidentifikasi perbedaan-perbedaan dalam konsep "diri". Ternyata, pandangan James tidak jauh berbeda dengan pandangan Mead yang menganggap "diri" dapat bersifat subjek maupun objek. Ia meyakini bahwa diri individu mewakili suatu masyarakat tertentu dan memerlukan pandangan yang sesuai dengan realitas yang ada. Masih banyak tokoh lain yang memiliki pandangan berbeda terkait teori interaksi simbolik, seperti Howard S. Becker dengan konsep labelling, Anselm Strauss dengan konsep transformasi identitasnya, Norman Denzin yang mengemukakan metodologi interaksi simbolik, serta tokoh-tokoh lain yang telah dirangkum dalam buku ini. Bab tiga buku ini mengupas tentang fokus dan perspektif metodologis interaksi simbolik yang terdiri atas analisis kode, analisis tema, analisis kata-kata informan, serta analisis teks dan konteks. Selanjutnya, paradigma ilmiah dalam perspektif interaksi simbolik dibahas pada bab empat. Pada bab ini diulas lebih dalam mengenai interaksi simbolik yang pada akhirnya dapat menjadi sebuah pendekatan. Dijelaskan pula premis-premis, proporsi, unit analisis, dan prinsip interaksi simbolik yang dapat digunakan dalam sebuah penelitian. Lebih lanjut, mengenai desain, tahap-tahap, dan kunci utama penelitian interaksi simbolik diuraikan pada bab lima sebagai bab penutup. Buku ini menarik, melalui pembahasannya sedikit demi sedikit dapat mengubah mindset pembaca tentang hakikat manusia, yakni keberadaan manusia sebagai homo symbolicum yang hidupnya akan selalu terikat dengan simbol dalam interaksi dan komunikasi. Tanpa adanya simbol, tidak akan dapat dimaknai suatu komunikasi antara satu individu dengan individu lain. Minimnya buku ini terletak pada penggunaan tanda baca. Selain itu, buku ini kurang cocok dibaca oleh pembaca pemula karena bahasa, istilah-istilah, serta pembahasannya yang lebih cocok untuk pembaca dari dunia akademisi. Terlepas dari itu, buku ini akan sangat bermanfaat jika dijadikan rujukan bagi mahasiswa, terutama mahasiswa pasca sarjana yang diharuskan mampu membuat suatu naskah akademik atau penelitian-penelitian yang BukuJudul Interaksi Simbolik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi Penulis Dr. Abdul Muhid, M. Dr. Winarto Eka Wahyudi, M. Pd. Madani Kelompok Intrans Publishing 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
bagaimana cara manusia memaknai simbol ā Manusia telah menciptakan simbol sejak lama. Simbol bisa berupa objek, gambar, kata-kata, atau bahkan konsep abstrak. Simbol dapat menyampaikan makna yang mendalam, baik secara dalam atau luar budaya. Cara manusia memaknai simbol dapat bervariasi. Untuk beberapa orang, simbol mungkin bisa memberikan makna religius. Misalnya, bintang tiga dianggap sebagai simbol keberadaan Tritunggal Trinity di agama Kristen. Di luar agama, simbol dapat menggambarkan konsep yang lebih luas. Misalnya, bendera merah, putih, dan biru Amerika Serikat dikenal sebagai simbol kemerdekaan, kesetaraan, dan persatuan. Simbol dapat juga menggambarkan identitas budaya. Kebudayaan yunani kuno menggunakan simbol yang disebut labrys atau palu ganda. Simbol ini juga dikenal sebagai simbol matriarki, karena diyakini menggambarkan kuasa wanita. Kebudayaan lain juga menggunakan simbol untuk menggambarkan hak istimewa tertentu. Misalnya, simbol mata kucing menyimbolkan kekuatan, kebijaksanaan, dan kecerdasan. Simbol juga dapat menggambarkan tema atau ide tertentu. Misalnya, simbol kapal layar menyimbolkan perjalanan, pengembaraan, dan kemungkinan. Ini bisa berarti perjalanan fisik, seperti berkunjung ke tempat baru, atau perjalanan spiritual, seperti belajar tentang masa lalu atau mendapatkan pencerahan. Simbol itu sendiri bisa terkait dengan satu atau lebih aspek kehidupan manusia. Contohnya, simbol pohon menyimbolkan kehidupan, kekuatan, dan abadi. Ini bisa berarti bahwa manusia memahami pohon sebagai sesuatu yang melampaui usia, dan menggunakannya untuk menggambarkan keabadian dan kekuatan. Manusia juga menggunakan simbol untuk mengungkapkan rasa cinta dan simpati. Misalnya, bunga merah jambu adalah simbol cinta antara manusia. Simbol-simbol ini mungkin tidak berarti apa pun untuk orang lain, tetapi bisa berarti banyak bagi orang yang menyimpannya. Dalam kesimpulan, cara manusia memaknai simbol bervariasi. Simbol dapat menyampaikan makna religius, menggambarkan identitas budaya, menggambarkan tema atau ide, menyimbolkan aspek kehidupan, dan bahkan menggambarkan cinta dan simpati. Setiap orang bisa memiliki arti yang berbeda ketika melihat simbol, jadi penting untuk menyadari arti yang berbeda-beda yang mungkin dimiliki oleh simbol. Rangkuman 1Penjelasan Lengkap bagaimana cara manusia memaknai simbol1. Manusia telah menciptakan simbol sejak lama untuk menyampaikan makna yang mendalam. 2. Simbol dapat memiliki arti religius atau menggambarkan konsep yang lebih luas. 3. Simbol juga dapat menggambarkan identitas budaya dan hak istimewa tertentu. 4. Simbol juga dapat menyimbolkan tema atau ide tertentu. 5. Simbol dapat juga menggambarkan aspek kehidupan manusia. 6. Simbol juga dapat menggambarkan cinta dan simpati. 7. Cara manusia memaknai simbol bervariasi dan setiap orang bisa memiliki arti yang berbeda. Penjelasan Lengkap bagaimana cara manusia memaknai simbol 1. Manusia telah menciptakan simbol sejak lama untuk menyampaikan makna yang mendalam. Simbol adalah sesuatu yang kompleks yang telah menjadi bagian dari masyarakat manusia sejak dahulu. Simbol adalah sebuah tanda yang dapat menyampaikan makna yang mendalam, yang dapat dibaca oleh masyarakat manusia. Banyak simbol yang telah digunakan manusia sejak lama, di mana simbol-simbol ini dapat berupa tanda, lambang, bentuk ataupun lukisan. Manusia telah menciptakan simbol sejak lama untuk menyampaikan makna yang mendalam. Simbol-simbol ini dapat ditemukan dalam banyak bentuk, mulai dari tulisan, gambar, simbol, bentuk dan lainnya. Simbol-simbol ini dapat mencerminkan gagasan, pemikiran, dan pandangan yang bervariasi. Simbol-simbol ini dapat digunakan untuk menyampaikan pesan yang tidak dapat dinyatakan dengan kata-kata, yang dapat menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan gagasan dan perasaan. Simbol juga dapat digunakan untuk menyampaikan makna mendasar dari sebuah budaya. Secara umum, simbol-simbol dapat digunakan untuk menggambarkan ide atau konsep tertentu. Misalnya, simbol-simbol seperti bintang, bulan, dan matahari dapat berarti ketenangan, keindahan, dan kesucian. Simbol-simbol ini juga dapat digunakan untuk mewakili konsep dasar dalam sebuah agama, seperti simbol-simbol dalam agama Kristen, seperti salib, anjing, dan anak tangga. Selain itu, simbol juga dapat berfungsi sebagai lambang kekuatan, kemuliaan, dan kekuasaan. Simbol-simbol seperti bendera, cincin, dan mahkota dapat menggambarkan kekuatan dan kemuliaan. Simbol-simbol seperti liontin, liontin, dan mahkota dapat menggambarkan kekuasaan dan kemuliaan. Simbol-simbol ini dapat digunakan untuk menyampaikan makna yang mendalam dan mencerminkan hubungan antara manusia dan alam semesta. Manusia juga dapat menciptakan simbol-simbol baru untuk menyampaikan makna tertentu. Simbol-simbol yang telah diciptakan oleh manusia dapat memiliki makna yang berbeda-beda tergantung dari konteks budaya dan kultural di mana mereka digunakan. Contoh, simbol-simbol yang diciptakan di sebuah wilayah tertentu dapat memiliki makna yang berbeda dari wilayah lainnya. Simbol-simbol yang telah diciptakan oleh manusia juga dapat menyampaikan makna yang mendalam dan menyebarkan gagasan yang kuat ke berbagai masyarakat. Secara keseluruhan, simbol-simbol yang telah diciptakan manusia sejak lama telah berhasil menyampaikan makna yang mendalam. Dalam beberapa kasus, simbol-simbol ini bahkan dapat menyampaikan makna atau gagasan yang lebih dalam daripada yang dapat disampaikan dengan kata-kata. Simbol-simbol yang telah diciptakan manusia juga dapat berfungsi sebagai lambang kekuatan, kemuliaan, dan kekuasaan. Simbol-simbol yang telah diciptakan manusia juga dapat menyampaikan makna yang bervariasi, tergantung dari konteks budaya dan kultural di mana mereka digunakan. 2. Simbol dapat memiliki arti religius atau menggambarkan konsep yang lebih luas. Manusia telah lama menggunakan simbol untuk mengenali dan mengungkapkan hal-hal yang penting di dalam kehidupan mereka. Simbol adalah bagian yang penting dari budaya manusia yang membantu mereka mengekspresikan nilai-nilai dan keyakinan spiritual. Dengan memahami simbol, manusia dapat memahami tingkat kognitif yang lebih tinggi, yang memungkinkan mereka untuk mengetahui dan memahami dunia di sekitarnya. Simbol dapat memiliki arti religius atau menggambarkan konsep yang lebih luas. Arti religius dari simbol dapat mengacu pada berbagai agama dan keyakinan. Contoh simbol religius termasuk lambang-lambang, simbol, dan simbol-simbol yang mewakili agama tertentu. Sebagai contoh, Swastika adalah simbol Hindu yang mewakili kemurnian dan kesucian. Simbol Kristen, seperti salib, mewakili keselamatan di dalam Kristus. Selain menggambarkan arti religius, simbol juga dapat menggambarkan konsep yang lebih luas. Konsep ini dapat mencakup konsep abstrak, seperti cinta, kasih sayang, dan persahabatan. Simbol ini juga dapat menggambarkan konsep-konsep seperti kebebasan, keadilan, dan keadilan. Contoh simbol yang menggambarkan konsep ini adalah bendera Amerika Serikat, yang menggambarkan kebebasan dan kemerdekaan bagi semua orang. Simbol dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda. Misalnya, bagi orang Kristen, salib dapat mewakili keselamatan di dalam Kristus, namun bagi orang Hindu, Swastika dapat mewakili kemurnian dan kesucian. Hal ini memungkinkan orang untuk mengungkapkan nilai-nilai dan keyakinan spiritual mereka secara visual. Ini membuat simbol sangat penting dan berharga bagi masyarakat. Simbol dapat menjadi alat yang kuat dalam mengungkapkan gagasan dan konsep. Dengan memahami simbol, orang dapat mengakses tingkat kognitif yang lebih tinggi dan mengetahui dunia di sekitarnya. Simbol juga dapat memiliki arti religius atau menggambarkan konsep abstrak. Ini membuat simbol sangat penting bagi manusia karena memungkinkan mereka untuk mengekspresikan nilai-nilai dan keyakinan spiritual mereka. 3. Simbol juga dapat menggambarkan identitas budaya dan hak istimewa tertentu. Simbol memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Secara umum, simbol adalah bentuk visual yang mewakili atau menggambarkan ide, konsep, kata, nama, objek, kualitas, atau kegiatan tertentu. Simbol dapat menjadi petunjuk dalam menafsirkan makna dari suatu peristiwa atau objek. Simbol juga dapat menggambarkan identitas budaya dan hak istimewa tertentu. Simbol budaya dapat muncul dalam berbagai bentuk, termasuk seni, musik, bahasa, dan kebiasaan. Simbol ini sering menggambarkan sejarah, keyakinan, dan tradisi yang melekat pada suatu kebudayaan. Mereka juga digunakan untuk menyampaikan pesan atau untuk menghormati orang lain. Simbol budaya dapat menjadi salah satu cara untuk menghormati dan menghargai budaya orang lain, dan menyumbang pada kebanggaan budaya yang dimiliki suatu kelompok. Simbol hak istimewa juga dapat memainkan peran penting dalam menciptakan identitas budaya. Simbol-simbol ini dapat menggambarkan hak-hak yang dimiliki oleh suatu kelompok atau individu. Misalnya, bendera atau lambang merupakan simbol hak istimewa yang dihormati oleh suatu negara atau kelompok. Simbol-simbol ini juga dapat diartikan sebagai simbol hak istimewa yang dimiliki oleh suatu kelompok atau individu. Simbol budaya dan hak istimewa juga dapat berfungsi sebagai alat untuk mengikat suatu budaya. Simbol-simbol ini dapat menjadi simbol identitas yang melekat pada suatu kelompok atau individu, dan menyatukan mereka dalam suatu budaya tertentu. Simbol ini juga dapat menyatukan berbagai kebudayaan dan mengikat mereka dalam sebuah tradisi yang terus berkembang. Simbol budaya dan hak istimewa memainkan peran penting dalam menafsirkan makna yang melekat pada suatu kebudayaan. Simbol-simbol ini sering digunakan untuk menyampaikan pesan atau untuk menghormati orang lain. Mereka dapat menggambarkan sejarah, keyakinan, dan tradisi yang melekat pada suatu kebudayaan. Simbol-simbol ini juga dapat menjadi salah satu cara untuk menghormati dan menghargai budaya orang lain, dan menyumbang pada kebanggaan budaya yang dimiliki suatu kelompok. 4. Simbol juga dapat menyimbolkan tema atau ide tertentu. Simbol adalah salah satu bentuk komunikasi yang berbeda dari kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan konsep. Simbol bisa berupa benda, tanda, gambar, ikon, atau bentuk lain yang dapat menyampaikan makna yang lebih luas. Simbol-simbol ini dapat menyampaikan makna secara langsung atau tidak langsung, dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan, ide, atau konsep dengan lebih baik daripada kata-kata. Simbol dapat dimaknai dengan berbagai cara, tergantung pada konteks dan pengalaman orang yang melihatnya. Mereka dapat disalin dari budaya lain, atau dibuat dan dipahami secara lokal. Simbol dapat memiliki makna yang berbeda-beda bagi orang berbeda yang melihatnya. Misalnya, sebuah simbol dapat memiliki makna berbeda bagi orang yang menggunakan bahasa yang berbeda, atau yang tinggal di daerah yang berbeda. Simbol juga dapat menyimbolkan tema atau ide tertentu. Misalnya, simbol bendera merah, putih, dan biru untuk Amerika Serikat menyimbolkan kebanggaan, persatuan, dan cinta tanah air. Simbol bendera merah, putih, dan ungu untuk Indonesia menyimbolkan semangat nasionalisme dan persatuan. Simbol-simbol ini dapat digunakan untuk menyatakan semangat patriotik, kepemimpinan, dan ideal-ideal nasionalisme. Mereka juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tentang toleransi, keadilan, dan kasih sayang. Simbol-simbol juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan tentang kepercayaan, spiritualitas, atau agama. Misalnya, simbol salib menyimbolkan kepercayaan Kristen, simbol kaligrafi menyimbolkan kepercayaan Islam, dan simbol yin-yang menyimbolkan kepercayaan Taosime. Simbol-simbol ini dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tentang kasih sayang Tuhan, kesetiaan, dan penerimaan. Simbol-simbol juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tentang perdamaian, keadilan sosial, dan toleransi. Misalnya, simbol kedamaian menyimbolkan perdamaian dunia dan toleransi antarkepercayaan, dan simbol hak asasi manusia menyimbolkan keadilan sosial dan hak-hak asasi manusia. Simbol-simbol ini dapat digunakan untuk menyatakan semangat damai dan mempromosikan hak-hak manusia. Makna simbol juga dapat berubah seiring dengan waktu. Simbol-simbol yang dapat menyampaikan pesan-pesan tertentu pada satu waktu, dapat menyampaikan pesan-pesan yang berbeda pada waktu lain. Oleh karena itu, penting untuk memahami konteks dari simbol-simbol yang digunakan untuk memastikan bahwa maksud yang dimaksud dapat diterima dengan baik. Dalam kesimpulan, simbol dapat dimaknai dengan berbagai cara, tergantung pada konteks dan pengalaman seseorang. Simbol juga dapat menyimbolkan tema atau ide tertentu, seperti kebanggaan, persatuan, dan cinta tanah air. Simbol-simbol ini dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tentang kepercayaan, spiritualitas, toleransi, keadilan sosial, dan hak-hak manusia. Penting untuk memahami konteks dari simbol-simbol yang digunakan untuk memastikan bahwa maksud yang dimaksud dapat diterima dengan baik. 5. Simbol dapat juga menggambarkan aspek kehidupan manusia. Manusia telah lama menggunakan simbol untuk menyampaikan ide dan pikiran yang tidak dapat dengan mudah diungkapkan dengan kata-kata. Simbol menyediakan cara untuk menggambarkan konsep dan gagasan yang berbeda dari apa yang tampaknya sebagai abstrak dan tak terdefinisi. Sebagai contoh, lambang bintang digunakan untuk menggambarkan keberuntungan, kekuatan, dan harapan, meskipun bintang itu sendiri tidak memiliki karakteristik apa pun yang secara langsung menyiratkan hal-hal tersebut. Simbol dapat digunakan untuk menggambarkan banyak hal, mulai dari konsep abstrak seperti cinta dan keadilan, hingga hal-hal yang lebih konkret seperti perang dan kematian. Simbol juga dapat digunakan untuk menggambarkan aspek kehidupan manusia. Sebagai contoh, lambang teka-teki bisa menyiratkan misteri dan kesulitan, yang merupakan aspek yang terkait dengan kehidupan manusia. Simbol lain yang dapat digunakan untuk menggambarkan aspek kehidupan manusia adalah lambang hati. Lambang hati dapat digunakan untuk menggambarkan kasih sayang, cinta, dan bahkan pengorbanan. Selain itu, lambang pohon juga dapat digunakan untuk menggambarkan kehidupan, karena pohon menyiratkan kehidupan, pertumbuhan, dan keabadian. Simbol-simbol ini dapat digunakan untuk menggambarkan emosi manusia, seperti ketakutan, harapan, dan kekuatan. Simbol-simbol ini juga dapat digunakan untuk menggambarkan perasaan dan pengalaman manusia, seperti cinta, putus asa, dan kebahagiaan. Simbol-simbol ini juga dapat digunakan untuk menggambarkan konsep abstrak seperti keadilan, kebenaran, dan kebijaksanaan. Dalam beberapa budaya, simbol-simbol tertentu dapat memiliki arti khusus yang berbeda dari arti yang diberikan oleh simbol-simbol lain. Contohnya, dalam budaya Mesir Kuno, sapi merupakan simbol dari kuasa dan kemakmuran. Di sisi lain, sapi dalam budaya India menyiratkan kedamaian dan harmoni. Simbol-simbol seperti ini dapat digunakan untuk menggambarkan aspek-aspek tertentu yang unik dari kehidupan manusia di setiap budaya. Manusia telah lama menggunakan berbagai jenis simbol untuk menyampaikan ide, gagasan, dan perasaan. Simbol dapat digunakan untuk menggambarkan aspek-aspek kehidupan manusia dan simbol-simbol tertentu dapat memiliki arti khusus dalam budaya tertentu. Simbol-simbol ini dapat digunakan untuk menggambarkan konsep abstrak seperti cinta dan keadilan, serta emosi dan pengalaman manusia. 6. Simbol juga dapat menggambarkan cinta dan simpati. Simbol adalah penanda yang dapat digunakan untuk menyampaikan makna. Simbol dapat digunakan untuk menyampaikan gagasan, perasaan, dan pengalaman. Simbol juga dapat menggambarkan cinta dan simpati. Hal ini tergantung pada bagaimana masing-masing orang menafsirkannya. Manusia menafsirkan simbol secara subjektif. Mereka menggunakan simbol untuk mengekspresikan perasaan dan pengalaman mereka. Simbol juga dapat menggambarkan cinta dan simpati yang dirasakan oleh seseorang. Misalnya, simbol seperti hati mungkin digunakan untuk menggambarkan cinta yang dikagumi. Atau, simbol seperti tangan yang berjabat dapat menggambarkan simpati atau dukungan yang diberikan antara dua orang. Simbol juga dapat digunakan untuk mengungkapkan berbagai macam perasaan dan pengalaman. Misalnya, simbol seperti bintang dapat menggambarkan harapan dan harapan. Atau, simbol seperti kupu-kupu dapat menggambarkan kegembiraan dan kebahagiaan. Simbol juga dapat menggambarkan cinta dan simpati, seperti simbol seperti mawar yang digunakan untuk menggambarkan cinta yang dikagumi dan simbol seperti pelukan untuk menggambarkan simpati. Simbol dapat digunakan untuk berbicara tanpa kata-kata. Mereka dapat menggambarkan perasaan dan pengalaman yang tak tertulis. Pemahaman simbol dapat berbeda antara satu orang dengan yang lain. Hal ini berarti bahwa simbol dapat ditafsirkan dengan berbagai cara berdasarkan pengalaman dan budaya masing-masing orang. Kesimpulannya, simbol juga dapat menggambarkan cinta dan simpati. Simbol dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan pengalaman tanpa menggunakan kata-kata. Simbol dapat ditafsirkan dengan berbagai cara oleh masing-masing orang. Oleh karena itu, simbol dapat digunakan untuk mengungkapkan berbagai macam perasaan dan pengalaman. 7. Cara manusia memaknai simbol bervariasi dan setiap orang bisa memiliki arti yang berbeda. Simbol merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Mereka adalah lambang dari berbagai hal, mulai dari ide, perasaan, konsep, dan kenyataan. Simbol juga berfungsi sebagai penghubung antara orang satu sama lain, dan antara orang dengan alam. Simbol memungkinkan komunikasi antara orang yang berbeda dan juga antara orang dengan alam. Cara manusia memaknai simbol bervariasi. Setiap orang bisa memiliki arti yang berbeda untuk simbol tertentu, tergantung pada latar belakang mereka, pengalaman, dan budaya. Sebagai contoh, simbol berbentuk kepala, mata, dan cakar disebut sebagai simbol keberuntungan di banyak budaya. Namun, beberapa orang mungkin memaknai simbol ini sebagai tanda bahaya. Untuk memahami simbol yang berbeda, orang harus memperhatikan konteks dan bagaimana simbol tersebut digunakan. Arti dari simbol bisa berubah-ubah tergantung dari bagaimana orang menggunakan simbol tersebut. Sebagai contoh, simbol lingkaran dapat mewakili kehidupan, keberuntungan, dan kesempurnaan. Namun, di beberapa budaya, lingkaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang tak berujung atau tidak berakhir. Faktor lain yang mempengaruhi cara orang memaknai simbol adalah konteks budaya. Budaya dapat mempengaruhi arti simbol tertentu dan bagaimana orang meresponsnya. Sebagai contoh, di beberapa budaya, simbol berbentuk kupu-kupu mewakili kelahiran kembali. Namun, di budaya lain, kupu-kupu mungkin dianggap sebagai tanda kematian atau kehancuran. Ada juga simbol yang dibuat oleh manusia, seperti simbol logo dan lambang politik. Simbol seperti ini dapat diartikan sedemikian rupa oleh setiap orang, tetapi mungkin tidak sama. Sebagai contoh, logo Ć¢ā¬ÅAppleĆ¢ā¬Ā mungkin diartikan sebagai sesuatu yang berkelas oleh beberapa orang, sedangkan yang lain mungkin mengartikannya sebagai sesuatu yang sederhana atau modern. Kesimpulannya, cara manusia memaknai simbol bervariasi. Setiap orang bisa memiliki arti yang berbeda untuk simbol tertentu, dan arti simbol ini bisa berubah-ubah tergantung dari budaya yang berlaku, konteksnya, dan bagaimana orang menggunakan simbol tersebut. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana simbol digunakan dan diartikan oleh orang lain sebelum menggunakannya atau membuat simbol baru.
Memahami Teori Interaksionisme Simbolik Latar Belakang Dalam masyarakat terdapat berbagai interaksi antar individu yang saling bertukar makna dan simbol. Makna-makna disepakati dalam masyarakat hingga terlahir struktur berupa aturan atau norma. Perbedaan pemaknaan melahirkan konflik atau sering kita kenal mis-intrepetasi makna. Dalam kehidupan sehari-hari manusia melempar simbol dalam tiap tindakan apapun. Simbol atau makna dapat mewakili watak atau pesan tertentu kepada manusia lain. Pemaknaan dan pertukaran simbol atau makna adalah definisi sederhana dari interaksionisme simbolik. Akar pemahamannya akan diulas sedikit. Sedangkan cabang teori dan turunannya akan dibahas dalam tulisan lain, seperti dramaturgi, dimana manusia / aktor sejatinya hanyalah memainkan peran-peran dalam drama kehidupan, Goffman membaginya menjadi tiga bagian front stage, back stage dan off stage. Interaksionisme simbolik muncul di Universitas Chicago di tahun 1920-an dari pertemuan pengaruh pragmatisme, behaviorisme, dan pengaruh sosiologi Simmelian. Interaksionisme simbolik dibangun bertolak belakang dengan teori reduksionisme behaviorisme psikologis dan determinasi struktural seperti struktural fungsional. Pragmatisme Ada beberapa aspek pragmatisme yang mempengaruhi orientasi sosiologis yang dikembangkan oleh George Herbert Mead Charon, 2000; Joas, 1993. Pertama, menurut pemikir pragmatisme, realitas sebenarnya tidak berada ādi luarā dunia nyata; realitas ādiciptakan secara aktif saat kita bertindak di dalam dan terhadap dunia nyata.ā Hewit, 1984 8; lihat juga Shalin, 1986. Kedua, manusia mengingat dan mendasarkan pengetahuan mereka mengenai dunia nyata pada apa yang telah terbukti berguna bagi mereka. Ada kemungkinan mereka mengganti apa-apa yang tidak lagi ābekerja.ā Ketiga, manusia mendefinisikan āobjekā sosial dan fisik yang mereka temui di dunia nyata menurut kegunaannya bagi mereka. Keempat, bila kita ingin memahami aktor, kita harus mendasarkan pemahaman itu di atas apa-apa yang sebenarnya mereka kerjakan dalam dunia nyata. Ada tiga hal penting bagi Interaksionisme simbolik memusatkan perhatian pada interaksi antara aktor dengan dunia nyata;memandang baik aktor, maupun dunia nyata sebagai proses dinamis dan bukan sebagai struktur arti penting yang dihubungkan kepada kemampuan aktor untuk menafsirkan kehidupan sosial. Menurut David Lewis dan Richard Smith, bahwa John Dewey bersama William James lebih besar pengaruhnya dalam pengembangan Interaksionisme simbolik ketimbang Mead. Pemikiran Mead ada pada pinggiran utama sosiologi Chicago awal. Ada dua cabang pragmatisme yaitu Realisme Filosofis yang dihubungkan dengan Mead dan Pragmatisme Nominalis yang dihubungkan dengan Dewey dan James. Menurut mereka Interaksionisme simbolik lebih banyak dipengaruhi oleh pendekatan nominalis. Pendirian nominalis adalah bahwa meski ada fenomena tingkat makro, namun hal itu tidak mempunyai pengaruh yang independen dan menentukan terhadap kesadaran dan perilaku individual. Tokoh kunci Interaksionisme simbolik adalah Herbert Blumer yang meski menyatakan menganut pendekatan Meadian namun ia dipandang sebagai seorang nominalis. Menurut Lewis dan Smith 1980, 172 esensi perbedaan mereka yaitu Blumer⦠bergerak sepenuhnya menuju interaksionisme psikis.. berbeda dengan behavioris sosial Meadian, interaksionis psikis berpendirian bahwa makna symbol-simbol tidak universal dan objektif; maknanya lebih bersifat individual dan subjektif dalam arti makna-makna itu ādilekatkanā pada symbol penerima sesuai dengan cara yang ia pilih untuk menafsirkannyaā Behaviorisme Lewis dan Smith menafsirkan bahwa Mead dipengaruhi oleh behaviorisme psikologis, sebuah perspektif yang membawanya ke arah realis dan empiris. Mead sebenarnya menyebut basis pemikirannya sebagai behaviorisme sosial untuk membedakannya dengan behaviorisme radikal dari John B salah seorang murid Mead. Behaviorisme radikal Watson memusatkan perhatian pada perilaku individual yang dapat diamati. Penganut behaviorisme radikal manyangkal proses mental tersembunyi yang terjadi di antara saat stimuli dipakai dan respons dipancarkan. Menurut Mead pusat studi adalah Tindakan yang terdiri atas aspek tersembunyi dan yang terbuka dari tindakan manusia. Di dalam tindakan itulah semua kategori psikologis tradisional dan orthodoks menemukan tempatnya. Perhatian, persepsi, imajinasi, alasan, emosi dsb dilihat sebagai bagian dari tindakan⦠karenanya tindakan melihat keseluruhan proses yang terlibat dalam aktivitas manusia. Meltzer, 1964/1978 23. Mead berbeda anggapan dengan bahaviorisme radikal yang menyamakan manusia dengan binatang. Menurut Mead kunci perbedaannya adalah bahwa manusia mempunyai kapasitas mental yang memungkinkannya menggunakan bahasa antara stimulus dan respons untuk memutuskan bagaimana cara merespons. Tindakan Sosial Menurut George Herbert Mead Sementara tindakan hanya melibatkan satu orang, tindakan sosial melibatkan dua orang atau lebih. Menurut Mead, gerak atau sikap isyarat adalah mekanisme dasar dalam tindakan sosial dan dalam proses sosial yang lebih umum. Sikapā Isyarat Gesture Menurut Mead, gesture adalah gerakan organisme pertama yang bertindak sebagai rangsangan khusus yang menimbulkan tanggapan secara sosial yang tepat dari organisme kedua Mead, 1934/1962 14; lihat juga Mead, 1959 187. Baik binatang maupun manusia mampu membuat isyarat dalam arti bahwa tindakan seorang individu tanpa pikir dan secara otomatis mendapatkan reaksi dari individu lain. Ritzer, 2016. Isyarat suara sangat penting perannya dalam perkembangan isyarat yang signifikan. Namun, tak semua isyarat suara adalah signifikan. Tetapi perkembangan isyarat suara, terutama dalam bentuk bahasa, adalah faktor paling penting yang memungkinkan perkembangan khusus kehidupan manusia. ākekhususan manusia di bidang isyarat bahasa inilah pada hakikatnya yang bertanggung jawab atas asal mula pertumbuhan masyarakat dan pengetahuan manusia sekarang, dengan seluruh kontrol terhadap alam dan lingkungan dimungkinkan berkat ilmu pengetahuan Mead, 1934/1962 14 dalam Ritzer 2016. Isyarat suara itulah terutama yang menyediakan medium organisasi sosial dalam masyarakat manusia Mead, 1959 188 dalam Ritzer 2016. Simbol-simbol Signifikan Simbol signifikan adalah sejenis gerak isyarat yang hanya dapat diciptakan manusia. Isyarat menjadi simbol signifikan bila muncul dari individu yang membuat simbol-simbol itu sama dengan sejenis tanggapan tetapi tak selalu sama yang diperoleh dari orang yang menjadi sasaran isyarat. Kumpulan suara yang paling mungkin menjadi simbol signifikan dan sekaligus dapat memberikan makna tertentu adalah Bahasa. Lebih lanjut, isyarat percakapan yang disadari atau yang signifikan adalah mekanisme yang jauh lebih memadai dan efektif untuk saling menyesuaikan diri dalam tindakan sosial, ketimbang percakapan yang tak disadari atau yang tak signifikan Mead, 1934/1962 46 dalam Ritzer, 2016. Yang sangat penting dari teori Mead ini adalah fungsi lain simbol signifikan yakni memungkinkan proses mental, berpikir. Hanya melalui simbol signifikan khususnya melalui bahasa-manusia bisa berpikir hewan yang lebih rendah menurut Mead tak bisa berpikir. Mead mendefinisikan berpikir thinking sebagai percakapan implisit individu dengan dirinya sendiri dengan memakai isyaratā 1934/1962 47. Mead bahkan menyatakan, āBerpikir adalah sama dengan berbicara dengan orang lainā 1982 155. Dengan kata lain, berpikir melibatkan berbicara dengan diri sendiri. Jelas di sini Mead mendefinisikan berpikir menurut aliran behavioris. Percakapan meliputi perilaku berbicara dan perilaku itu juga terjadi di dalam diri individu; ketika perilaku terjadi, berpikir pun terjadi. Ini bukan definisi terpikir secara mentalistis; ini jelas definisi berpikir dalam arti behavioristik. Simbol signifikan juga memungkinkan interaksi simbolik. Artinya, orang dapat saling berinteraksi tidak hanya melalui isyarat tetapi juga melalui simbol signifikan. Kemampuan ini jelas memengaruhi kehidupan dan memungkinkan terwujudnya pola interaksi dan bentuk organisasi sosial yang jauh lebih rumit ketimbang melalui isyarat saja. Simbol signifikan jelas penting perannya dalam pemikiran Mead. Mind, Self dan Society karya tunggal George Herbert Mead Ia menulis buku Mind, Self dan Society, karya tunggal yang penting dalam tradisi Intraksionisme simbolik yang dipublikasikan Blumer pada 1937. Mead menganalisa pengalaman dari sudut pandang komunikasi sebagai esensi dari tatanan sosial. Bagi Mead, proses sosial adalah yang utama dalam struktur dan proses pengalaman individu. Berdasarkan judul bukunya, maka dalam interaksionisme simbolik terdapat tiga konsep kunci utama yaitu mind, self, dan society. 1. Mind pikiran Menurut Mead, mind berkembang dalam proses sosial komunikasi dan tidak dapat dipahami sebagai proses yang terpisah. Proses ini melibatkan dua fase yaitu conversation of gestures percakapan gerakan dan language bahasa. Keduanya mengandaikan sebuah konteks sosial dalam dua atau lebih individu yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Mind hanya tampil manakala simbol-simbol yang signifikan digunakan dalam komunikasi. Mind adalah proses yang dimanifestasikan ketika individu berinteraksi dengan dirinya sendiri dengan menggunakan simbol-simbol signifikan yaitu simbol atau gestur dengan interpretasi atau makna. Mind juga merupakan komponen individu yang menginteruspsi tanggapan terhadap stimuli atau rangsangan. Adalah mind yang meramal masa depan dengan cara mengeksplorasi kemungkinan tindakan keluaran sebelum dilanjutkan dengan tindakan. 2. Self diri Self diartikan melalui interaksi dengan orang lain. Self merujuk pada kepribadian reflektif dari individu. Self adalah sebuah entitas manusia ketika ia berpikir mengenai siapa dirinya. Untuk memahami konsep tentang diri, adalah penting untuk memahami perkembangan diri yang hanya mungkin terjadi melalui pengambilan peran. Agar kita bisa melihat diri kita maka kita harus dapat mengambil peran sebagai orang lain untuk dapat merefleksikan diri kita. Pengambilan peran ini merupakan bagian yang sangat penting dalam pengembangan diri. Gambaran mental inilah yang oleh Charles H. Cooley dinamakan dengan looking glass-self dan dibentuk secara sosial. Menurut Mead, self dikembangkan melalui beberapa tahapan, yaitu Tahap persiapan ā imitasi yang tidak berartiTahap bermain ā terjadi bermain peran namun bukan merupakan konsep yang menyatu dalam perkembangan diriTahap permainan ā merupakan tahap perkembangan diri Self adalah fungsi dari bahasa. Seorang individu harus menjadi anggota suatu komunitas sebelum kesadaran diri membentuknya. Self merupakan proses yang berlangsung terus menerus yang mengkombinasikan āIā dan āMeā. Oleh karena itu, dalam self terdiri dari dua bagian, yaitu āIādan āMeā. I ā diri yang aktif, merupakan kecenderungan impulsif dari diri individu, bersifat spontan, dan juga merupakan aspek dari eksistensi manusia yang tidak ā merupakan diri yang menjadi objek renungan kita atau merupakan gambaran diri yang dilihat melalui cermin diri dari reaksi yang diberikan oleh orang lain. Menurut Mead, suatu tindakan diawali dalam bentuk āIā dan diakhiri dalam bentuk āMeā. āIā memberikan tenaga penggerak sementara āMeā memberikan arahan. āIā bersifat kreatif dan spontan yang tersedia bagi perubahan dalam masyarakat. Karenanya dalam konsep self adalah sesuatu yang kuat dan komprehensif memahami bagaimana fungsi manusia dalam masyarakat dan fungsi masyarakat itu sendiri. Konsep tersebut juga sekaligus menunjukkan hubungan antara individu dan masyarakat. 3. Society masyarakat Society atau masyarakat dibentuk melalui interaksi antar individu yang terkoordinasi. Menurut Mead, interaksi yang tejadi pada manusia menempati tingkatan tertinggi bila dibandingkan makhluk lainnya. Hal ini dikarenakan digunakannya berbagai macam simbol signifikan yaitu bahasa. Meskipun terkadang manusia memberikan respon atau tanggapan secara otomatis dan tanpa berpikir panjang terhadap gestur manusia lainnya, interaksi manusia ditransformasikan dengan kemampuannya untuk membentuk dan menginterpretasikan secara langsung dengan menggunakan sistem simbol konvensional. Komunikasi manusia memiliki makna dalam gerakan simbolik dan tidak meminta tanggapan langsung. Manusia harus menafsirkan setiap gerakan dan menentukan makna mereka. Dikarenakan komunikasi manusia melibatkan interpretasi dan penugasan makna maka hal tersebut dapat terjadi ketika ada konsensus dalam makna. Makna simbol hendaknya dibagikan dengan manusia lainnya. Makna bersama selalu terjadi melalui pengambilan peran. Untuk menyelesaikan suatu tindakan, pelaku harus menempatkan dirinya pada posisi orang lain. Perilaku dipandang sebagai sosial tidak hanya ketika memberikan respon terhadap orang lain melainkan juga ketika telah tergabung di dalam perilaku orang lain. Manusia menanggapi diri mereka sebagaimana orang lain menanggapi mereka dan dengan demikian mereka berbagi perilaku orang lain secara imaginer. Prioritas Sosial Masyarakatlah yang pertama, baru kemudian pikiran di dalam masyarakat. Mead selalu memberikan prioritas pada kehidupan sosial dalam memahami pengalaman sosial. Kelompok sosial muncul lebih dahulu, dan kelompok sosial menghasilkan perkembangan keadaan mental kesadaran diri. Mead dan Empat Basis dan Tahap Tindakan Stimulus sebagai sebuah kesempatan atau peluang untuk bertindak, bukan sebagai sebuah paksaan atau perintah Mead, 1982 28. Mead mengidentifikasi empat basis dan tahap tindakan yang saling berhubungan yang merupakan satu kesatuan organik yang dialektis. Mead tertarik pada kesamaan dan perbedaan antara manusia dan binatang; Impuls Dorongan hati yang meliputi stimulasi/ rangsangan spontan yang berhubungan dengan alat indra dan reaksi aktor terhadap rangsangan, kebutuhan untuk melakukan sesuatu terhadap rangsangan itu. Contoh rasa lapar 2. Persepsi Aktor menyelidiki dan bereaksi terhadap rangsangan yang berhubungan dengan impuls. Manusia mempunyai kapasitas untuk merasakan dan memahami stimuli melalui pendengaran, senyuman, rasa dsb. Tindakan memahami objek itulah yang menyebabkan suatu itu menjadi objek bagi seseorang. Pemahaman dan objek tidak dapat dipisahkan satu sama lain/ dialektis. 3. Manipulasi Tahap manipulasi adalah tahap jeda yang penting dalam proses tindakan agar tanggapan tak diwujudkan secara spontan. Memberi sela waktu dengan memperlakukan objek, memungkinkan manusia merenungkan berbagai macam tanggapan. 4. Konsumasi Tahap pelaksanaan atau mengambil tindakan yang memuaskan dorongan hati sebenarnya Prinsip-prinsip Dasar Interaksionisme Simbolik. Tidak seperti binatang, manusia dibekali kemampuan untuk berpikirKemampuan berpikir dibentuk oleh interaksi sosial, Dalam interaksi sosial, manusia mempelajari makna dan symbol yang memungkinkan mereka menggunakan kemampuan berpikir mereka yang khusus dan simbol yang memungkinkan manusia melakukan tindakan khusus dan berinteraksiManusia mampu mengubah arti dan simbol yang mereka gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan penafsiran mereka terhadap situasiManusia mampu memodifikasi dan mengubah, sebagian karena kemampuan mereka berinteraksi dengan diri mereka sendiri, yang memungkinkan mereka menguji serangkaian peluang tindakan, menilai keuntungan, dan kerugian relatifnya dan kemudian memilih satu di antara serangkaian peluang tindakan aksi dan interaksi yang saling berkelindan akan membentuk kelompok dan masyarakat. Pembelajaran Makna dan Simbol Setelah mempelajari Mead, teoretisi interaksionisme simbolik cenderung menyetujui pentingnya sebab musabab interaksi sosial. Dengan demikian Makna bukan berasal dari proses mental yang menyendiri atau isolasi, tetapi berasal dari interaksi. Perhatian utama bukan tertuju pada bagaimana cara mental manusia mendapatkan arti dan simbol, tetapi bagaimana cara mereka mempelajarinya selama interaksi pada umumnya dan selama proses sosialisasi pada khususnya. Manusia mempelajari simbol dan makna dalam interaksi sosial. Mereka menanggapi simbol dengan cara berpikir Aksi dan Interaksi Teoretisi interaksionisme simbolik memusatkan perhatian pada dampak dan makna dan simbol terhadap tindakan dan interaksi manusia. Di sini kita menggunakan Mead untuk membedakan antara perilakju lahiriah dan perilaku tersembunyi Perilaku tersembunyi adalah proses berpikir yang melibatkan simbol dan arti. Perilaku lahiriah adalah perilaku sebenarnya yang dilakukan oleh seorang aktor. Beberapa perilaku lahiriah tidak melibatkan perilaku tersembunyi perilaku karena kebiasaan atau tanggapan tanpa pikir terhadap rangsangan eksternal. Tetapi, sebagian besar tindakan manusia melibatkan kedua jenis perilaku itu. Perilaku tersembunyi menjadi sasaran perhatian utama teoretisi interaksionisme simbolik sedangkan perilaku lahiriah menjadi sasaran perhatian utama teoretisi teori pertukaran atau penganut behaviorisme tradisional pada umumnya. Simbol dan arti memberikan ciri-ciri khusus pada tindakan sosial manusia yang melibatkan aktor tunggal dan pada interaksi sosial manusia yang melibatkan dua orang aktor atau lebih yang terlibat dalam tindakan sosial timbal balik. Tindakan sosial adalah tindakan di mana individu bertindak dengan orang lain dalam pikiran. Dengan kata lain, dalam melakukan tindakan, seorang aktor mencoba menaksir pengaruhnya terhadap aktor lain yang terlibat. Meskipun mereka sering terlibat dalam perilaku tanpa pikir, perilaku berdasarkan kebiasaan, namun manusia mempunyai kapasitas untuk terlibat dalam tindakan sosial. oleh Galih Andreanto, Kandidat Master Sosiologi Pedesaan IPB
bagaimana cara manusia memaknai simbol